Pemimpin dan rakyat, komandan dan prajurit, atasan dan bawahan, orang tua dan anak, suami dan istri, semuanya harus ada. Masing-masing pasangan itu adalah realitas yang menyebabkan hidup dinamis dan harmonis. Tak ada rakyat tanpa pemimpin, tak ada prjurit tanpa komandan, tak ada anak tanpa ornag tua, dan seterusnya. Apa artinya? Dalam hidup ini mutlak harus ada orang-orang yang bersedia dan siap menanggung amanah serta bertanggung jawab menaungi yang lain.
Kepemimpinan, kedudukan, jabatan, atau amanah memang tak bias dihindari. Konsekuensinya, menerima amanah – baik berupa pimpinan, jabatan, komandan, atau kedudukan apapun – bukan sesuatu yang aib. Menjalani sebuah amanah memang berat. Tapi bukan berarti kita sama sekali berusaha menghindari amanah dan tanggung jawab yang memang harus kita pikul. Masalah ada apada dua hal:
Pertama, bagaimana proses mendapatkan sebuah amanh. Sebuah amanh sebaiknya tidak diperoleh lewat cara meminta. Seperti sabda Rasulullah kepada seorang sahabat bernama Abdurrahman Samurah. “Ya Abdurrahman, jangan meminta jabatan. Karena sesungguhnya jika engkau diberikan jabatan dengan minta-minta, engkau akan ditinggalkan (oleh Allah). Dan bila engkau memperolehnya tanpa minta-minta maka engkau akan ditolong dalam menjalaninya.“ (HR. Bukhari)
Seorang tabi’in bernama Fudhail bin Iyadh berkata, “Tidak ada orang yang cinta kepemimpinan kecuali ia gemar menyebutkan kekurangan orang lain, agar ia dianggap memiliki kesempurnaan. Ia juga senang bila orang lain membicarakan kebaikannya.”
Tapi, hal ini tidak berlaku tanpa kecuali. Ketika terjadi kondisi membutuhkan sosok pmimpin, justru harus ada orang yang memiliki kapasitas, mengajukan diri mengisi kebutuhan itu. Situasi seperti itu yang dialami nabiyullah Yusuf as. Yusuf berdoa kepada Allah: ”Ya Allah, jadikan aku sebagai bendahara negara (Mesir), karena sesungguhnya aku mampu memelihara dan mengetahui.” (Q.S. Yusuf:55)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, bahwa Yusuf as bangkit dalam waktu yang tepat dan siap melakukan kewajiban berat, untuk menyelamatkan negeri Mesir yang mengalami krisis. Yusuf harus mengatur pembagian makanan bagi warga yang mengalami musim paceklik selama 7 tahun.
Factor kedua, sejauh mana kapasitas orang yang layak menerima amanah itu. Termasuk dalam hal-hal teknis operasional dalam menjalankan amanah. Seperti tercermin dari jawaban Rasulullah saw ketika ditanya seorang sahabat, “Kapan terjadinya kiamat?” Rasul menjawab, “Apabila hilang amanat, tunggulah kiamat.” Sahabat itu bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Rasul menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat (kerusakan) itu.” (HR Bukhari). Jawaban Rasulullah dalam hadits tersebut menegaskan bahwa ada karakter tertentu yang dimiliki orang diberikan amanah.
Kisah nabi Musa as dan dua puteri nabi Syuaib as juga menekankan masalah yang sama. Seperti diabadikan dalam Al-Qur’an, slah satu puteri nabi Syuaib berkata, “Wahai ayahku, ambilah dia (nabi Musa as) karena orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat dan terpercaya.” (QS Al Qashash:26). Dalam Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan dialog selanjutnya. “Apa yang engkau ketahui tentang dia?” Tanya Nabi Syuaib. Puterinya menjawab, “Ia mengangkat batu yang tidak mampu diangkat kecuali dengan sepuluh orang. Berarti dia kuat. Dan ketika saya datang dari depan ia mengatakan, “Berjalanlah kalian dibelakangku, bila saya salah jalan, lemparkanlah kerikil agar aku athu dan aku membetulkan langkah. Itu tanda dia amanah.”
Argumentasi yang dikatakan puteri Nabi Syuaib itu, menunjukkan adanya dua sikap dasr yang dimiliki orang yang menerima amanah. Pertama kekuatan sebagai cermin kelayakan fisik dan pikiran, kedua kejujuran sebagai cermin kelayakan moral. Kedua sifat ini patut menjadi ukuran standar orang akan diserahi amanah.
Menerima amanah memang berat. Tapi bukan berarti tak baik untuk dijalankan. Asal, jangan sampai ia berubah jadi malapetaka.
Disadur dari Tarbawi
Download artikel ini dalam bentuk pdf
0 Response to "Menerima Amanah Tidak Selalu Salah"
Posting Komentar