Applied Mathematics and Modeling for Chemical Engineers (Wiley Series in Chemical Engineering)

Posted by Wafa On Month - Day - Year

Bridges the gap between classical analysis and modern applications. Following the chapter on the model building stage, it introduces traditional techniques for solving ordinary differential equations, adding new material on approximate solution methods such as perturbation techniques and elementary numerical solutions. Also includes analytical methods to deal with important classes of finite-difference equations.

Elements of Chemical Reaction Engineering (4th Edition) (Prentice Hall International Series in the Physical and Chemical Engineering Sciences)

Posted by Wafa

Contains more coverage of industrial chemistrywith real reactors and real reactions and extends the wide range of applicationsto which chemical reaction engineering principles can be applied. Through theuse of an interactive CDROM that is shrunk wrapped with the text andcorresponding web page the book and resource material is designed to addressdifferent student learning styles according to the Felder-Solomon LearningStyle Index.

Chemical Process Equipment, Selection and Design

Posted by Wafa

Chemical Process Equipment is a guide to the selection and design of a wide range of chemical process equipment. Emphasis is placed on specific information concerning the process design and performance of equipment.

Unit Operations In Chemical Engineering, 5th Edition

Posted by Wafa

This text contains much updated and new material in new areas such as fool processing, electronics, and biochemical applications. It is a text written for undergraduate students in the junior or senior years. An elementary knowledge of material and energy balances and of thermodynamic principle is assumed.

Buku Kick Andy: Menonton Dengan Hati, Kumpulan Kisah Inspiratif

Posted by Wafa

Buku ini berisi informasi tentang “behind the scene” Apa dan Bagaimana Kick Andy yang awalnya dari ketidakjelasan konsep hingga akhirnya Kick Andy dapat berkembang dan memiliki Power. Dalam buku ini juga kita bisa tau siapa orang-orang kreatif yang tergabung dalam Tim Kreatif Pendukung Kick Andy dan tentu saja Sang Host Kick Andy yang terkenal, yaitu Andy F. Noya dengan Rambut Keritingnya yang menjadi trademark Jurnalis senior ini.

Laskar Pelangi

Posted by Wafa

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan.

Endesor

Posted by Wafa

Di buku ini Andrea menceritakan pengalaman nya di eropa. Dibuku ini perkawanan nya Andrea pun berbeda lagi, jika pada laskar pelangi ada 10 orang sahabat, sedangkan pada masa SMA ( Sang Pemimpi ) ada 2 orang sahabat, disini walaupun masih ada arai tapi mereka bertambah dengan tambahan MVRJ Manooj ( Monahar Vikram Raj Chauduri Manooj ) — kita bisa tebak dari mana dia berasal – , Pablo Arian Gonzales, dan Ninochka Stronovsky.

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

Besar dan kecil sama pentingnya. Perhatian pada yang kecil, tidak boleh meredusir sesuatu yang besar. Begitu sebaliknya. Kedua-duanya adalah bagian dari proses yang harus mendapat perhatian penuh. Mungkin kita tidak pernah mendapati orang yang tidak melakukan shalat berdalih yang penting tidak berdusta. Ia menganggap besar perkara kejujuran dan mengecilkan shalat. Ada lagi yang tidak berzakat kemudian yang beralasan yang penting tidak korupsi. Ia memandang tidak korupsi lebih besar ketimbang zakat. Ada juga yang mengatakan tidak menutup aurat yang penting tidak berzina dan hati saya baik. Itu artinya ia menganggap besar perkara tidak berzina, tapi meyepelekan perintah menutup aurat. Shalat, zakat, dan menutup aurat dan semacamnya merupakan kewajiban yang tak bisa dipisahkan dengan kewajiban yang tidak bisa dipisahkan dengan kewajiban yang lain.

Salah satu cara syaitan memperdaya manusia adalah dengan menghembuskan informasi seperti itu. Meletakkan prioritas palsu kepada seseorang dalam melakukan kebaikan. Menjadikan amal-amal baik saling bertentangan atau menciptakan timbangan prioritas amal yang menyesatkan. Merubah yang sunnah menjadi wajib, yang wajib dinafikan dengan kewajiban lain, merubah yang kecil menjadi besar, atau sebaliknya yang besar menjadi kecil dan sebagainya.

Ukuran semua itu harus dikembalikan pada mizan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW. Nilai sesuatu itu besar atau kecil, tidak bisa diserahkan kepada pertimbangan logika. Apalagi persaan seseorang yang sangat bervariasi ukurannya. Karena itulah, perhatian pada yang kecil sama pentingnya dengan meletakkan perhatian pada yang besar. Melakukan yang wajib tidak berarti mengabaikan kewajiban yang lain, apalagi menafikan yang sunnah. Dan untuk hal ini, berarti kita harus memiliki acuan ilmu hitam yang mencukupi sebgai muslim.

Kadang, orang merasa bangga dengan amal-amalnya yang dianggap ‘besar’. Padahal amal itu bisa saja bernilai kecil di sisi Allah SWT. Kadang juga, orang merasa kuran dalam beramal, tapi sebenarnya ia mempunyai kedudukan yang lebih baik di sisi Allah SWT. Lihatlah ungkapan Anas Ra yang berbunyi: “Sesungguhnya kelak kalian akan melakukan perbuatan yang kalian anggap lebih tipis dari rambut, sedangkan kami menganggapnya pada zaman Rasulullah SAW termasuk dosa besar.” (HR Bukhari). Ibnu Mas’ud Ra juga menyinggung hal ini dalam perkataannya, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya, seolah ia berada di bawah sebuah gunung yang dikhawatirkan akan menimpanya. Dan orang fajir melihat disanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya.” (HR Bukharri). Karena itu, sekali lagi, besar dan kecil harus diukur sesuai petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Agar kita tidak salah dalam meletakkan prioritas.
Selengkapnya...

“Hendaklah kamu selalu bersikap jujur kendati ia akan membunuhmu.” (Umar bin Khattab ra, Al Kanz, 8/235). Nasehat tajam itu seperti sangat ekstrim karena mempertaruhkan nyawa yang sangat berharga sebagai sebuah kejujuran. Semahal itukah kejujuran hingga mengalahkan nilai nyawa seseorang? Tapi makna kata-kata itu menjadi lain tatkala didampingkan dengan realitas peta kehidupan yang serba ‘panas’ dan menggelincirkan. Dunia yang ganas penuh jebakan, hamparan duri dan lubang fitnah. Dalam kondisi seperti itu, tanpa komitmen yang tegas untuk tetap berada di jalur yang benar, setiap orang bisa jatuh terpuruk dan terbakar.


Ya. Tanpa sikap yang tegas, panasnya kehidupan bisa membakar seseorang. Dan anehnya, orang bisa tidak menyadari kalau dirinya terbakar oleh kepanasan hidup. Seperti orang sakit yang tak sadar bila dirinya sakit. Mereka yang sudah terbiasa hidup di lingkungan panas, rawan, penuh syubhat, bisa jadi akan menganggap seluruh keadaan itu lumrah adanya. Itulah suasana panas yang bisa dianggap dingin bahkan sejuk oleh orang-orang yang menikmati panasnya. Meski nurani telah mengatakan bahwa itu adalah panas dan dosa. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai dua tipe. Baik terlalu mengagungkan hidup sehingga menjadi pelayan obsesi hidupnya meski harus bertabrakan dengan murka Allah SWT. Atau, mereka yang sangat tidak menghargai hidup sehingga hidupnya dilakukan seperti yang ia mau. Tanpa peduli dengan kematian dan hidup setelah kematian.

Sahabat Rasulullah SAW, Salman Al Farisi pernah berwasiat panjang. “perumpamaan seorang mukmin dalam kehidupan dunia ini seperti orang sakit yang ditemani oleh seorang dokter yang tahu betul penyakitnya serat oabtnya. Jika ia ingin menikmati sesuatu yang akan mendatangkan mudharat baginya, dokter itu melarangnya dengan berkata: Jangan dekati barang itu, sebab bila kamu menelannya kamu akan dihancurkan olehnya. Dan dokter itu masih saja melarangnya sampai ia benar-benar sembuh dari sakitnya. Demikianlah orang mukmin menginginkan banyak hal yang telah diberikan kepada orang lain berupa nikmat hidup. Namun Allah melarangnya dan menjauhkan hal itu darinya, sampai Allah mewafatkannya dan memasukkannya ke dalam surga.” (Al Hilya, 1/207)

Islam menekankan bahwa kualitas dan prestasi kebaikan di kala hidup sangat mempengaruihi seseorang dalam proses kehidupan sesudah kematian. Mereka yang tak memiliki keyakinan hidup setalah kematian, akan menjalani hidup semaunya. Tak ada pilihan kecuali tak mementingkan kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.
Seorang mukmin tidak akan melebih-lebihkan dalam mengambil dunia dengan melanggar ketentuan Allah SWT. Tak perlu mengumbar obsesi terlalu besar dalam hidup, karena nilai besar kecilnya materi duniawi, sangat relative. Ikutilah nasehat Abu Darda ra, “Beribadalah kepada Allah seolah-olah kalian melihat-Nya. Persiapkan diri kalian menongsong datangnya kematian, dan ketahuilah bahwa yang sedikit tapi mencukupi (hidup) itu lebih baik daripada banyak tapi melengahkan kalian.” (Al Hilya, 1/212)
Selengkapnya...

Hidup sekedarnya, hidup seadanya, hidup biasa-biasa saja. Adalah pasrah dan menerima yang tidak pada tempatnya. Setiap kita harus menjadi yang terbaik di bidang kita. Harus berusaha untuk mengukir prestasi sebaik mungkin. Harus selalu mendapatkan yang terdepan. Bukan hanya biasa, sekedarnya dan apa adanya.

Kalaupun kisah orang-orang besar itu terkesan biasa. Itu sebenarnya tidak biasa. Karena itu semua pilihan hidup. Sebuah keputusan yang sebenarnya sulit. Berarti mereka memilih jalan hidup itu dengan perjuangan. Dengan perhitungan yang matang dan sudah dipertimbangkan masak-masak.


Ketika Nabi memilih untuk menjadi Nabi yang hamba daripada Nabi yang raja, ini bukan berarti Nabi sedang mengajarkan kita malas. Karena dalam sejarah, Nabi masih selalu mencari nafkah untuk kehidupannya. Artinya, pilihan hidup beliau ini bukan tidak mengandung unsur perjuangan. Justru Nabi menjadi yang terbaik di bidang kesederhanaan. Tetap menjadi yang terbaik dan paling terdepan.

Usaha maksimal harus selalu kita berikan dalam setiap renacana kita. Usaha untuk menjadi yang terbaik dan terdepan. Segala cara yang halal harus diupayakan agar kita tidak selamanya menjadi biasa.

Peningkatan hidup harus selalu ada. Kalau kemarin kta sering terlambat, hari ini harus tepat waktu. Kalau hari kemarin kita mendapat ilmu sedikit, hari ini harus banyak. Kalau kemarin kita mendapat jatah rizki sedang hari ini kita harus berusaha untuk meraih yang terbaik.

Seperti bayi. Setiap orang tua ingin bahwa bayinya selalu ada perkembangan positif dari hari ke hari. Dari hanya bisa tiduran, belajar duduk, belajar berjalan, tertatih-tatih hingga bisa berlari. Kalau bayi yang usia terus beryambah sedang kemampuannya tidak berkembang, tentu ini akan menyusahkan banyak pihak.
“Berusahalah, karena setiap kalian akan dimudahkan menuju taqdirnya masing-masing,” begitu pesan Nabi. Sebagai manusia usaha tidak boleh dihentikan, sampai ajal menghentikan kita. Adapun hasilnya semua sudah mempunyai taqdirnya yang tidak bisa diketahui kecuali oleh yang Maha Menentukan taqdir saja.

Kebesaran bisa diraih dengan menjadi professional atau itqon di bidang kita masing-masing. Selalu belajar dan belajar. Selalu mengejar dan tidak berhenti berinovasi.
Kita boleh terlihat biasa, tetapi harus luar biasa. Dengan cara berusaha menjadi yang terdepan di bidang kita hari ini. Sekadar kemampuan kita.
Ini akan jauh lebih baik daripada orang luar biasa yang sebenarnya biasa saja. Terkadanga hanya keadaanlah yang ‘memaksa’ mereka menjadi luar biasa. Lingkungan, harta warisan, keturunan. Padahal mereka hanyalah penerus yang tidak memiliki daya juang. Walau mereka menikmati hidup lebih baik secara kasat mata, tetapi sebenarnya mereka hanya hidup biasa-biasa saja. Menghabiskan usia dengan rutinitas yang membosankan.

Maka menjadi biasa yang luar biasa jauh lebih baik daripada luar biasa tetapi biasa. Akan lebih baik lagi kalau kita luar biasa dan memang luar biasa.
Yang terpenting, usaha ini tidak boleh berhenti walau sekejap. Untuk tetap mengejar yang terbaik. Agar kita selalu menjadi yang terbaik dan terdepan.
Selengkapnya...

Ibnu Umar, tokoh sahabat yang terkenal sangat wara’, pernah ditanya,”apakah para sahabat Rasulullah dahulu tertawa?” pertanyaan sederhana, tapi menyiratkan kebutuhan informasi yang akurat tentang karakter sebuah generasi terbaik. Ibnu Umarpun menjawabnya dengan menjawab seobjektif mungkin. “Ya, mereka tertawa, tapi iman di dada mereka laksana gunung.” Begitu jawab Ibnu Umar.

Perhatikan, apa yang melatarbelakangi pertanyaan kepada Ibnu Umar Tersebut. Para sahabat adalah kumpulan manusia pemilik keberanian dan pengorbanan yang tidak ada bandungnnya. Orang yang bertanya kepada Ibnu Umar, tertarik untuk menanyakan sisi kemanusiaan generasi terbaik itu. Dan ternyata, begitulah jawaban Ibnu Umar. Singkat, padat, dan dalam maknanya.


Para sahabat ternkenal sangat giat dalam beramal. Umar ra, bahkan mengatakan, “Aku sangat benci melihat seorang kalian yang menganggur, tidak melakukan amal dunia dan tidak melakukan amal akhirat.” Hari demi hari yang mereka lalui selalu bermakna penngkatan dan pengembangan dari sebelumnya. Ibrahim Al Harbi pernah menceritan perihal imam dari generasi Tabi’in, Ahmad bin Hambal. “Aku telah hidup bersama Ahmad bin Hambal 20 tahun. Selama musim kemarau dan hujan, musim panas dan dingin, siang dan malam. Aku tak pernah mendapatinya, kecuali ia lebih baik dari hari kemarin.” (Manaqib Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Jauzi, h. 140)

Meski demikian, para shalihin itu tetap berada di tengah-tengah, antara kekerasan dan kelembutan, antara disiplin bekerja dan istirahat. Seperti juga Rasulullah menyifatkan dirinya dengan istilah “adhahuuku al-qattal”, orang gemar tertawa tapi gemar juga berperang.

Senyum sebagai bagian dari peristirahatan dan kelembutan, dalam pandangan mereka, bahkan menjadi salah satu sifat istimewa manusia yang tidak dimiliki binatang. Ibnu Taimiyah ra mengulas hal ini dengan uraian y6ang menarik: ”Manusia itu hewan yang bicara dan bisa tertawa. Tak ada yang membdeakan manusia dari hewan, kecuali sifat-sifat kesempurnaan. Sebagaimana bicara menjadi salah satu sifat kesempurnaan manusia, demikian juga dengan tertawa. Maka yang bicara itu lebih sempurna dari yang tidak bicara, begitu pula yang tertawa itu lebih sempurna dari yang tidak mampu tertawa.” (Fatawa Ibnu Taimiyah, 6/121)

Yang perlu diingat, peristirahatan itu baru bisa bermanfaat dengan dua syarat. Pertama, dilakukan dalam waktu sementara dan temporal. Kedua, tidak keluar dari batas-batas yang dibenarkan oleh syariat. Melanggar dua syarat ini berarti substansi peristirahatan akan hilang atau justru memunculakn akibat sebaliknya. Karenanya, tanpa kehati-hatian, peristirahatan dan sebuah jeda, bisa berubah menjadi kelemahan, kemalasan, bahkan keterjerumusan pada tipu daya syaitan.

Peristirahatan, harus tetap patuh pada aturan syariat. Canda misalnya, tak boleh dicampur dengan dusta. Peristirahatan, hanya variasi hidup yang penting dari rutinitas. Ia juga ibarat garam dalam makanan. Penting tapi tak boleh berlebihan. Tokoh ulama Kuwait Syaikh Jasim Muhalhil mengistilahkan hal ini dengan “waktu turun minumnya seorang pejuang”, yang akan mengembalikan stamina atau menghidupkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya. Tokoh ulama Mesir Hasan Al Bana menyebut dengan ungkapan: “Mujahid sejati, adalah tak tidur sepenuh kelopak matanya, dan tidak tertawa selebar mulutnya.” Itulah makna peristirahatan dan perhentian yang hakiki.
Selengkapnya...

by Richard G. Rice
Product Description:
Bridges the gap between classical analysis and modern applications. Following the chapter on the model building stage, it introduces traditional techniques for solving ordinary differential equations, adding new material on approximate solution methods such as perturbation techniques and elementary numerical solutions. Also includes analytical methods to deal with important classes of finite-difference equations. The last half discusses numerical solution techniques and partial differential equations.

* Publisher: Wiley
* Number Of Pages: 706
* Publication Date: 1994-11
* ISBN-10 / ASIN: 0471303771
* ISBN-13 / EAN: 9780471303770
* Binding: Hardcover

Download:
Rapidshare (password: gigapedia.org)
4shared
mihd.net

Selengkapnya...

by H. Scott Fogler
Product Description:
Great structure to ensure principles are clearly understood and can be appliedafter the completion of the book. This is achieved first through a discussion ofcritical thinking and how Socratic questioning is at the heart of criticalthinking, followed by examples of critical thinking questions, and then finallyexercises on critical thinking. Contains more coverage of industrial chemistrywith real reactors and real reactions and extends the wide range of applicationsto which chemical reaction engineering principles can be applied. Through theuse of an interactive CDROM that is shrunk wrapped with the text andcorresponding web page the book and resource material is designed to addressdifferent student learning
styles according to the Felder-Solomon LearningStyle Index. (e.g. global/sequential, active/reflective, verbal/visual andsensing/intuitive)

* Publisher: Prentice Hall PTR
* Number Of Pages: 1120
* Publication Date: 2005-09-02
* ISBN-10 / ASIN: 0130473944
* ISBN-13 / EAN: 9780130473943
* Binding: Hardcover

Download:
Rapidshare
Rapidshare

Selengkapnya...

    Recent Post