Allah SWT berfirman, “Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapakah pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semua itu (disediakan) bagi orang-orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat…” (QS Al-A’raf:32)
Rasulullah SAW bahkan pernah mengecam orang-ornag yang terlalu berlebih-lebihan dalam menjalankan agama, dengan menafikan kehidupan dunia. Sebagaimana dalam sabdanya, “Celakalah para mutanatti’un (orang-orang yang melebih-lebihkan dalam beragama, tidak pada tempatnya).” (HR Muslim)
Di sisi lain, Islam juga memiliki ruang yang sangat luas dalam memaknai amal-amal shalih. Islam tidak membuat dikotomi antara amal dunia dan akhirat. Dalam Islam, setiap amal kebajikan, bisa masuk dalam kategori amal shalih yang berarti mendapat ganjaran dari Allah SWT. Islam bahkan memuliakan aktivitas mencari nafkah, sebagai kewajiban yang harus ditempuh oleh setiap orang. Islam juga sangat menganjurkan umatnya memiliki hubungan yang baik secara social.
Allah tidak menghendaki kesulitan bagi hamba-hamba-Nya. “Agama ini mudah,” kata Rasulullah SAW. Ia melanjutkan, “Tak seorangpun yang memberat-beratkan dalam beragama, kecuali agama akan mengalahkannya.” (HR Bukhari)
Perbekalan melakukan perjuangan pengorbanan mencapai kebahagiaan akhirat memang harus ditebus dengan upaya yang keras saat hidup di dunia. Tapi itupun tidak menghilangkan keseimbangan untuk tetap berperan dalam kehidupan. Sikap inilah yang dilakukan Abu Bakar Shiddiq Ra. Sang khalifah, meski seibuk dengan ibadah dan tugas-tugas kekhalifaan, namunia juga tetap menjual dan memerah susu. Ini juga yang dilakukan oleh Ibnul Mubarak yang satu tahun digunakan untuk berjihad dan satu tahun berikutnya digunakan untuk melaksanakan ibadah haji.
Perhatikanlah nasehat Abu Dar Al-Ghiffari Ra. Saat berdiri di samping Ka’bah, Abu Dzar antara lain mengatakan, “jadikanlah dunia ini memiliki dua majelis. Majelis untuk mengejar kehidupan dan majelis mencari rezeki yang halal… Jadikanlah hartamu itu dua dirham. Satu dirham untuk kebutuhan keluargamu dan satu dirham untuk kehidupan akhirat. (Al-Hilya, 1/165, dari Sofyan Ats-Tsauri).
0 Response to "Jadikan Dunia Memiliki Dua Majelis"
Posting Komentar